Polisi Jabarkan Satu Kunci yang Bisa Ungkap Kasus Penemuan Mayat Tanpa Kepala Dalam Koper

(Foto kiri) detik-detik penemuan koper berisi potongan tubuh yang diduga mayat guru honorer asal Kediri. Foto kanan : Korban semasa hidup.


Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera membeberkan satu cara, yang bisa digunakan untuk mengungkap kasus pembunuhan Budi Hartanto.

Jasad Budi Hartanto sebelumnya ditemukan tanpa kepala di dalam sebuah koper di bawah Jembatan Karanggondang, Udanawu, Blitar, Rabu (3/4/2019).
Diketahui, sampai saat ini kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap Budi yang merupakan seorang guru tari di Kediri masih menyimpan banyak tanda tanya.

Pasalnya, siapa pelaku pembunuhan tersebut sampai saat ini belum berhasil diamankan meski identitasnya sudah dikantongi kepolisian.

Dikutip dari channel YouTube Official iNews, Senin (8/4/2019), Frans Barung Mangera mengaku bahwa kasus ini masih banyak menyimpan tantangan dan kendala.
Dijelaskannya, kepolisian mencari satu sosok yang merupakan 'saksi mahkota' untuk mengungkap kasus pembunuhan ini.

"Yang kita butuh sekarang adalah dukungan publik luas kepada Polda Jawa Timur, Blitar dan Kediri untuk memberikan informasi," kata Frans Barung.

"Yang ditunggu oleh kepolisian adalah satu saja yaitu saksi mahkota yang melihat mendengar dan mengalami sendiri kejadian ini sedikitpun, kita akan memberikan yang namanya penghargaan," lanjutnya.

Dijelaskan oleh Frans Barung, ketiadaan saksi kunci atau saksi mahkota menjadi satu kendala bagi pengungkapan kasus pembunuhan Budi Hartanto.

"Ini menjadi PR bagi kita dalam rangka kita mengungkapkan kasus ini," jelas Frans Barung.
Frans Barung mengungkapkan, 16 saksi yang sudah dimintai keterangan belum ada yang bisa menjadi saksi mahkota dalam kasus ini.

Pihaknya hanya bisa melakukan penyelidikan berdasarkan teknis yang ada.

"Polisi saat ini meraba dengan menggunakan teknis kepolisian, dan menggunakan kemampuan kita yang ada," terang Frans.
Dalam wawancara tersebut, Frans Barung kembali menegaskan bahwa saksi mahkota adalah kunci utama pengungkapan kasus pembunuhan tersebut.

"Kami berharap, kami butuh saksi mahkota itu, minimal yang melihat lah, atau apa, kami pasti berpatokan pada Undang-undang perlindungan saksi," jelas Frans Barung.

 
Sumber: youtube



Polisi Kejar Dua Pelaku

Dikutip dari Kompas.com, Polda Jawa Timur semakin mengerucutkan pencarian terduga pelaku pembunuhan Budi Hartanto (28).

Berdasarkan keterangan dari Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera, identitas terduga pelaku sudah dikantongi oleh kepolisian.

"Nama sudah dikantongi," jelas Frans Minggu (7/4/2019).
Sampai saat ini, Polda Jatim telah memintai keterangan 16 saksi yang merupakan keluarga dan teman dekat korban.

"Ada 6 orang di Blitar dan 10 orang di Kediri. Orientasi perburuan pelaku terbesar ada di Kota Kediri," jelas Frans, Sabtu (6/4/2019).

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi tersebut, kepolisian akhirnya mencurigai dua orang yang diduga pelaku pembunuhan Budi Hartanto.

"2 orang itu di luar 16 orang saksi tadi. Kami sedang mengejar 2 orang sekarang," jelas Frans dikutip dari TribunJatim.com.

Dijelaskan pula oleh Frans Barung, dua terduga pelaku diketahui masih berada di kawasan Jawa Timur.

"Dua orang itu ya masih di kawasan Jatim," kata Frans Barung.
Frans Barung mengatakan, pemberitaan media yang begitu luas terhadap kasus ini membuat terduga pelaku selalu berpindah-pindah dari tempat persembunyiannya.

"Yang diburu ini adalah benda dinamis, bukan benda statis sehingga bisa kapan saja berpindah-pindah tempat," jelas Frans dikutip dari Kompas.com, Minggu (7/6/2019).
Terduga pelaku pembunuhan Budi Hartanto, diketahui adalah orang yang cukup dekat dengan korban.

"Pelaku diperkirakan sangat dekat dan sangat mengenal korban," beber Frans Sabtu (6/4/2019) dikutip dari Surya.co.id.

"Karena berhubungan juga dengan lingkungan atau komunitas yang sedang digeluti oleh korban," lanjutnya.


Hasil Forensik Ungkap Kronologi Pembunuhan

Dari hasil uji forensik, kepolisian menemukan fakta baru terkait dugaan kronologi pembunuhan tersebut.
Dikutip dari TribunJatim.com, dari hasil forensik, didapatkan bukti bahwa korban sempat melawan saat disodori senjata tajam oleh pelaku.

Foto kenangan almarhum Budi Hartanto(28). Motif Mutilasi Guru Honorer SD Asal Kediri yang Jasadnya Dimasukan Koper dan Dibuang di Blitar (Didik Mashudi/Repro).
"Sebelum dia meninggal ternyata almarhum ini melakukan perlawanan dari pelaku," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung, Senin (8/4/2019).
Hal tersebut diperkuat dengan penemuan sejumlah luka di bagian lengan tangan kanan korban.

"Itu diketahui ada luka tangkisan di tangan korban," lanjut Frans.
Dijelaskan oleh Frans Barung, saat kejadian, diduga senjata tajam digunakan pelaku untuk menyabet korban.

Saat itulah korban berusaha melakukan perlawanan dengan menangkis senjata tajam itu dengan tangan kanannya.

Dugaan lain yang dilontarkan kepolisian, saat senjata tajam ditangkis oleh korban, senjata tajam tersebut tidak hanya mengenai bagian tangan korban, namun juga turut melukai lehernya.

"Sabetan senjata itu ternyata tetap bisa mengenai leher korban," kata Frans.

Dijelaskan oleh Frans Barung, meninggalnya korban dipastikan karena mendapat luka tebasan di leher.

"Penyebab meninggalnya ada karena tebasan di bagian leher kemudian korban dimutilasi," tandas Frans.

Mendalami kasus pembunuhan tersebut, Frans Barung menegaskan bahwa upaya pembunuhan terhadap korban dilakukan berencana.

"Ini masih mengarah pada upaya pembunuhan terencana," kata Frans.

"Hasil forensik yang kami peroleh semacam itu," lanjutnya.

Tiga temuan bukti yang didapatkan kepolisian, juga menguatkan fakta tersebut.

Yang pertama terkait koper yang digunakan pelaku untuk menyimpan mayat korban.

Selanjutnya adalah luka korban karena senjata tajam.

Dan yang terakhir adalah lokasi pembuangan mayat.

Diperkirakan oleh Frans, penentuan lokasi tersebut sudah disengaja oleh pelaku.

"Jadi memang ada persiapan pelaku sebelum membunuh. Ada koper yang dipersiapkan, lalu ada Sajam yang dipersiapkan, dan tempat membuang," jelas Frans.


Sumber Tribun